Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi viralnya foto Presiden Prabowo Subianto yang terpampang pada baliho di Tel Aviv, Israel, yang berjejer dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan sejumlah pemimpin dunia lainnya. Juru Bicara Kemlu RI, Yvonne Mewengkang, menegaskan bahwa Indonesia tetap pada posisi tidak mengakui Israel selama Palestina belum merdeka dan berdaulat.
Foto baliho yang diunggah akun X @AbrahamShield25 pada Ahad, 29 September 2025, ramai diperbincangkan di media sosial, terutama X, dan memicu perdebatan soal arah kebijakan luar negeri Indonesia. Banyak pihak khawatir hal ini bisa dianggap sebagai sinyal perubahan sikap Indonesia terhadap Israel, meski Indonesia menegaskan komitmen kuatnya pada Palestina.
Apa Itu Abraham Shield?
Abraham Shield adalah inisiatif strategis yang digagas Koalisi Israel untuk Keamanan Regional, yaitu sebuah kelompok non-partisan yang terdiri dari lebih 120 pemimpin senior di bidang keamanan, kebijakan, dan ekonomi Israel. Koalisi ini dibentuk sekitar setahun setelah peristiwa 7 Oktober 2023 dengan tujuan mempromosikan visi politik dan keamanan baru yang menggabungkan kekuatan militer, politik, dan ekonomi untuk mencapai stabilitas regional.
Koalisi ini menilai proposal Trump sebagai langkah serius untuk mengubah kemenangan militer Israel menjadi terobosan diplomatik, termasuk menciptakan Gaza tanpa pengaruh Hamas. Kampanye baliho ini difokuskan untuk mendukung 21 poin proposal Trump terkait penyelesaian konflik Palestina-Israel dan dianggap sebagai upaya memperluas Abraham Accords, yaitu perjanjian normalisasi hubungan antara Israel dan beberapa negara Arab yang diinisiasi Trump.
Kemunculan Foto Prabowo di Baliho Israel
Kejadian ini bermula pada Minggu, 28 September 2025, saat akun X @AbrahamShield25 mengunggah foto baliho yang menampilkan Presiden Prabowo Subianto bersama sejumlah pemimpin dunia, termasuk Presiden AS Donald Trump, PM Israel Benjamin Netanyahu, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammad bin Salman, Presiden Uni Emirat Arab Mohammed bin Zayed Al-Nahyan, Raja Yordania Abdullah II, Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi, dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Foto baliho tersebut telah dilihat lebih dari 2,9 juta kali dan memicu perdebatan sengit di media sosial Indonesia, karena sebagian warganet menilai hal ini menjadikan Indonesia seolah terlibat dalam normalisasi hubungan dengan Israel. Isu ini muncul tak lama setelah kunjungan Presiden Prabowo ke Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York pada 23 September 2025, di mana ia menekankan pentingnya solusi dua negara untuk konflik Palestina-Israel.
Pidato Prabowo
Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada 23 September 2025, Presiden Prabowo menegaskan dukungan Indonesia terhadap solusi dua negara sebagai jalan keluar konflik di Gaza. “Kita harus memiliki Palestina yang merdeka, kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan dan keamanan Israel,” ujarnya. Ia juga menyoroti penderitaan rakyat Gaza, yang menghadapi trauma, kelaparan, dan ancaman kematian.
Setelah kembali dari New York pada 27 September 2025, Prabowo menyatakan optimisme bahwa kunjungannya bisa mendorong tercapainya gencatan senjata. “Kita segera butuh gencatan senjata untuk rakyat Gaza dan penyelesaian yang substantif. Jadi saya kira, Alhamdulillah kunjungan saya membawa manfaat,” katanya di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Respons Kemlu terhadapFoto Prabowo
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Yvonne Mewengkang, menegaskan posisi Indonesia terkait Israel. “Tidak akan ada pengakuan maupun normalisasi hubungan dengan Israel, baik melalui Abraham Accords maupun platform lain, kecuali Israel terlebih dahulu mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Palestina,” ujarnya pada Senin malam, 29 September 2025 sebagaimana dikutip dariTempo.
Yvonne menambahkan, sikap ini sejalan dengan penegasan Menteri Luar Negeri Sugiono, bahwa setiap kebijakan atau visi terkait Israel harus selalu berawal dari pengakuan atas kemerdekaan dan kedaulatan Palestina.
Perdebatan muncul setelah foto baliho Presiden Prabowo Subianto dengan logo Abraham Shield viral. Baliho itu muncul tidak lama setelah pidato Prabowo di Sidang Umum PBB ke-80 di New York, pada 23 September 2025. Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan Indonesia terbuka untuk mengakui Israel, tetapi hanya jika Israel terlebih dahulu mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Palestina.
Pidato Prabowo mendapat pujian Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyebut pernyataan Presiden Indonesia sebagai “optimistis,” dan menyoroti posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia.
Menlu Sugiono memilih tidak berkomentar banyak mengenai pujian Netanyahu, dan kembali menegaskan prinsip pemerintah. “Itu posisinya dia, saya jangan ditanya,” ujarnya kepada wartawan di Markas Besar PBB, New York, seperti dilansir Antara pada Jumat, 26 September 2025.