Bagi yang belum pernah mencoba, akan sulit untuk membedakan perbedaan yoga dan pilates. Kedua olahraga ini sama-sama bermanfaat untuk meningkatkan kekuatan, kelenturan, dan kesadaran diri (mindfulness). Keduanya juga menekankan hubungan antara pikiran dan tubuh, teknik pernapasan yang benar saat bergerak, serta kemampuan untuk memperkuat dan melenturkan tubuh. Bahkan, beberapa gerakan pilates pun mirip dengan gerakan dalam yoga, meski diberi nama yang berbeda.
Meski terlihat memiliki beberapa kesamaan, pilates dan yoga sebenarnya memiliki banyak perbedaan. Untuk memahaminya lebih jelas, mari kita lihat secara lebih rinci apa perbedaan yoga dan pilates.
Pengertian Yoga dan Pilates
Apa Itu Yoga?
Yoga adalah praktik kuno dari India yang sudah ada lebih dari 5.000 tahun. Kata “yoga” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yang berarti “bersatu” atau menghubungkan kesadaran manusia dengan alam semesta. Praktik ini memadukan gerakan tubuh (asana), teknik pernapasan (pranayama), meditasi, dan relaksasi, dengan tujuan mencapai keseimbangan antara tubuh, pikiran, dan jiwa.
Ada berbagai jenis yoga, seperti:
-
Hatha: lambat dan cocok untuk pemula
-
Vinyasa: gerakan mengalir cepat
-
Ashtanga: dinamis dan kuat
-
Nidra: meditasi tanpa gerakan
Yoga bukan sekadar olahraga, tetapi juga praktik spiritual yang membantu membangun kesadaran diri dan ketenangan mental.
Apa Itu Pilates?
Pilates adalah metode latihan fisik yang ditemukan oleh Joseph Hubertus Pilates, seorang pria kelahiran Jerman pada 1880-an. Masa kecilnya dipenuhi berbagai masalah kesehatan, seperti asma dan rakhitis, yang mendorongnya untuk memperkuat tubuh melalui berbagai latihan fisik. Sebelum menciptakan pilates, Joseph bekerja sebagai akrobat sirkus dan mempelajari teknik latihan dari yoga, seni bela diri, hingga latihan fisik tradisional Yunani dan Romawi.
Awalnya dikenal dengan sebutan “Contrology”, pilates dirancang untuk rehabilitasi cedera dan terinspirasi dari yoga, bela diri, kalistenik, serta balet. Latihan ini menekankan pengendalian otot inti (core), keselarasan tubuh, dan presisi gerakan. Pilates bisa dilakukan di atas matras maupun dengan alat khusus, dan sering dipilih oleh atlet, penari, atau mereka yang sedang pulih dari cedera untuk meningkatkan stabilitas dan kekuatan tanpa harus mengangkat beban berat.
Perbedaan Yoga dan Pilates
1. Asal Muasal
Dari segi asal-usul, yoga dan pilates memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Yoga muncul ribuan tahun lalu di India sebagai praktik spiritual dan filosofis, dengan berbagai aliran seperti Ashtanga, Bikram, Vinyasa, dan Hatha yang kini telah menyebar secara global. Sementara itu, pilates adalah metode modern yang dikembangkan pada abad ke-20 oleh Joseph Pilates, awalnya untuk membantu rehabilitasi tentara Perang Dunia I dan atlet yang cedera, dengan fokus pada keselarasan tubuh dan pikiran, tanpa menekankan unsur spiritual yang mendalam.
2. Metode Latihan
Dalam hal metode latihan, yoga menonjol karena menggabungkan postur statis (menahan pose) dengan meditasi dan relaksasi, sehingga mendukung kesejahteraan holistik, termasuk aspek spiritual. Gerakan yoga menekankan pemusatan pikiran untuk mengendalikan indra dan tubuh secara menyeluruh. Sebaliknya, pilates lebih banyak melibatkan gerakan dinamis yang memfokuskan pada kontraksi otot inti, dengan prinsip-prinsip seperti konsentrasi, kontrol, presisi, dan aliran, untuk membangun kekuatan dan stabilitas, biasanya tanpa memasukkan praktik meditasi yang mendalam.
3. Teknik Pernapasan
Proses pernapasan juga menjadi salah satu perbedaan utama antara yoga dan pilates. Yoga memanfaatkan teknik pernapasan dalam, seperti ujjayi pranayama, yaitu tarik dan hembus napas melalui hidung untuk meningkatkan energi dan relaksasi, terutama pada aliran Vinyasa atau Ashtanga, dengan tujuan menenangkan tubuh dan pikiran. Sebaliknya, pilates menggunakan pola pernapasan yang lebih umum, yaitu tarik napas melalui hidung dan hembus melalui mulut, untuk mendukung kontraksi otot inti, tanpa menekankan aspek spiritual.
4. Alat Bantu yang Digunakan
Dari segi alat bantu, yoga cenderung minimalis. Biasanya hanya membutuhkan matras (yoga mat) untuk mencegah tergelincir, dengan tambahan aksesori opsional seperti blok yoga (foam, cork, atau kayu) dan strap (belt atau infinity) untuk membantu menyempurnakan pose. Pendekatan ini membuat yoga lebih fleksibel dan mudah dilakukan di rumah. Sebaliknya, pilates menawarkan variasi alat yang lebih banyak, mulai dari pilates ring, bola, resistance band, foam roller, gym ball, toning ball, hingga mesin khusus di studio, untuk menambah intensitas dan variasi gerakan.
5. Tujuan Latihan
Yoga sangat cocok bagi kamu yang mencari pendekatan holistik untuk menjaga keseimbangan tubuh, pikiran, dan jiwa, sekaligus mengurangi stres dan meraih ketenangan spiritual. Latihan ini direkomendasikan untuk relaksasi emosional. Sebaliknya, pilates lebih menekankan penguatan otot inti, perbaikan postur, rehabilitasi cedera pada sendi atau tulang belakang, serta pencegahan cedera muskuloskeletal, sehingga ideal untuk pemulihan dan kesehatan fisik.
6. Manfaat yang Diberikan
Dari segi manfaat, yoga memberikan dampak yang lebih luas pada kesehatan mental, termasuk menurunkan tekanan darah, meningkatkan sirkulasi, meredakan stres, kecemasan, dan kelelahan, serta membantu fokus dan kualitas tidur. Sebaliknya, pilates memberikan manfaat fisik yang lebih spesifik, seperti memperkuat otot perut, punggung, pinggul, dan bokong, menyeimbangkan otot, serta meredakan ketegangan pada bahu dan leher, dengan kemampuan rehabilitasi yang lebih baik untuk kondisi seperti skoliosis atau nyeri kronis.
Pilates atau Yoga: Mana yang Lebih Baik?
Sebenarnya, tidak ada yang benar-benar lebih baik antara yoga dan pilates karena semuanya tergantung pada tujuan dan kebutuhan pribadi. Jika fokusmu adalah kesehatan mental, relaksasi, dan keseimbangan emosional, yoga bisa menjadi pilihan yang tepat karena menekankan meditasi, pernapasan, dan keselarasan tubuh-pikiran-jiwa.
Di sisi lain, jika tujuanmu lebih pada penguatan fisik, perbaikan postur, dan rehabilitasi cedera, pilates akan lebih sesuai karena menekankan pengendalian otot inti, stabilitas, dan gerakan presisi. Bahkan, banyak orang memilih untuk mengombinasikan kedua latihan ini agar bisa merasakan manfaat secara menyeluruh, baik bagi tubuh maupun pikiran. Dengan pendekatan yang seimbang, tubuh menjadi lebih kuat, fleksibel, dan pikiran pun lebih tenang.